PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan
buffer kadang menyulitkan karena hampir setiap analisa membutuhkan kondisi pH
tertentu yang relatif stabil. Karena banyaknya macam dan jenis buffer,
pemilihan buffer yang akan digunakan menjadi masalah tersendiri. Dalam memilih
buffer, yang harus diperhatikan adalah pH optimum serta sifat-sifat
biologisnya. Banyak jenis buffer yang mempunyai impak terhadap sistem biologis,
aktivitas enzim, substrat, atau kofaktor
Dika Ramadanu
01.09.00
New Google SEO
Bandung, IndonesiaLaporan Fisika Farmasi Buffer dan Kapasitas Buffer
Posted by Dika Ramadanu on Sabtu, 29 September 2018
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Kinetika reaksi
menggambarkan suatu study secara kuantitatif tenang perubahan – perubahan kadar
terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi di tentukan oleh kecepatan
terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan reaktan. Tetapan kecepatan
(K) adalah faktor pembanding yang menunjukkan hubungan antara kecepatan reaksi
dengan konsentrasi reaktan.
Dika Ramadanu
00.39.00
New Google SEO
Bandung, Indonesia
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Topik mengenai larutan perlu dipelajari lebih
mendalam karena sangat penting, khususnya untuk ahli farmasi, sehingga dapat
mengerti teori dan penerapan dari gejala kelarutan dan dapat membantu memilih
medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat, membantu
mengatasi kesulitan- kesulitan tertentu yang timbul pada waktu pembuatan
larutan farmasetis (dibidang farmasi). Pengetahuan yang lebih mendetail
mengenai kelarutan dan sifat-sifat yang berhubungan dengan itu juga memberikan
informasi mengenai struktur dan obat gaya antarmolekul obat.
Dika Ramadanu
00.29.00
New Google SEO
Bandung, IndonesiaLaporan Fisika Farmasi Kelarutan Semu/Total(Apparent Solubility)
Posted by Dika Ramadanu on Kamis, 27 September 2018
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam bidang farmasi,
obat merupakan salah satu kebutuhan yang digunakan dalam upaya menunjang upaya
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Banyak bentuk sedian farmasi
yang beredar di masyarakat diantaranya sediaan padat dan cair, terdapat sediaan
yang mengandung bahan aktif yang kelarutannya kecil dalam air. Suatu
obat harus mempunyai kelarutan dalam air agar manjur secara terapi sehingga
obat masuk ke sistem sirkulasi dan menghasilkan suatu efek terapeutik.
Senyawa-senyawa yang tidak larut seringkali menunjukkan absorbsi yang tidak
sempurna atau tidak menentu.
Dika Ramadanu
00.24.00
New Google SEO
Bandung, Indonesia
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Fenomena distribusi dan kelarutan sangat penting
dipelajari dalam bidang farmasi karena kelarutan dapat membantu kita untuk
memilih medium pelarut yang cocok untuk obat dan dapat digunakan sebagai uji
kemurnian dari obat.Selain itu kelarutan dapat memberi penjelasan atau
informasi mengenai struktur obat dan gaya antar molekul obat.
Dika Ramadanu
00.34.00
New Google SEO
Bandung, Indonesia
ABSTRAK
Praktikum
tentang struktur senyawa kimia yang telah dilakukan di laboratorium dasar FMIPA
bertujuan untuk mempelajari bentuk, struktur tiga dimensi, rumus struktur, dan
titik elektron (struktur Lewis) beberapa senyawa berdasarkan rumus molekulnya. Percobaan
ini dilakukan dengan metode penyusunan model senyawa dengan menggunakan tongkat
dan model bola (molimod). Teori dasar dari percobaan ini adalah adanya
penggabungan atom dalam suatu senyawa dengan menggunakan elektron valensi.
Elektron valensi adalah elektron-elektron yang terdapat pada kulit terluar
suatu atom yang dapat ditentukan dengan menuliskan konfigurasi elektron dari
atom tersebut. Hasil dari percobaan ini adalah diketahuinya beberapa bentuk
tiga dimensi dan struktur Lewis dari beberapa
Dika Ramadanu
05.17.00
New Google SEO
Bandung, Indonesia
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan mengenai " Stoikiometri ",
percobaan ini mengenai pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang
berubah-ubah, dan menghitung jumlah mol dari setiap larutan dengan molar dan
volume masing-masing larutan. Tujuan dari percobaan ini untuk menentukan
stoikiometri reaksi sistem: Pb(NO3)2 + HCl + H2O.
Dalam percobaan ini digunakan larutan Pb(NO3)2, NaCl dan
kertas saring, dimana larutan tersebut akan dicampur dan menghasilkan endapan
dalam larutan lalu disaring di kertas saring dan dipanaskan sampai muncul
kristal dari larutan tersebut dan kita dapat menghitung massa residu atau endapan
kristal yang dihasilkan dari larutan yang dicampurkan. Massa residu diperoleh
dari massa kertas saring awal dikurangi dengan massa kertas saring dengan
endapan kristal.
ABSTRAK
Telah
dilakukan percobaan dengan judul Termokimia. Percobaan ini bertujuan untuk
mengamati perubahan suhu, reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Reaksi eksoterm
dilihat dari hasil percobaan pencampuran air (H2O) dengan H2SO4.
Reaksi endoterm didapat dari hasil percobaan pencampuran air (H2O)
dengan NH4Cl. Reaksi eksoterm yang melepaskan kalor dari sistem ke
lingkungan menyebabkan hasil reaksi menjadi panas sehingga dapat menaikkan
suhu. Sedangkan pada reaksi endoterm yang menyerap panas dari lingkungan ke
system menyebabkan hasil reaksi menjadi dingin sehingga dapat menurunkan suhu.
Dan untuk melihat lebih jelas reaksi diruang tertutup dan ruang terbuka, maka
dilakukan reaksi antara senyawa HCl 1M dengan logam Zn. Dari percobaan
diketahui bahwa dalam ruang tertutup suhunya lebih tinggi dibandingkan reaksi
di ruang terbuka. Hal ini dipengaruhi oleh masuk atau tidaknya udara yang
bersuhu ruangan.
Dika Ramadanu
12.59.00
New Google SEO
Bandung, Indonesia
ABSTRAK
Asidimetri
dan alkalimetri merupakan proses titrasi yang menggunakan larutan asam dan basa.Tujuan dari percobaan ini
adalah menetapkan konsentrasi HCl dengan standarisasi larutan NaOH dan Na2CO3,
membuat larutan standar NaOH serta standarisasinya dengan menggunakan asam
oksalat, serta untuk menetukan kadar NH3 dalam NH4Cl dan
kadar asam asetat dalam asam cuka.Untuk menetukan konsentrasi baik dengan
standarisasi larutan NaOH, Na2CO3 anhidrous atau asam
oksalat prinsip kerjanya sama, yaitu dengan proses titrasi. Begitu pula dengan
menetukan kadar NH3 dan kadar asam asetat yang masing-masing sample
dijadikan titrat yang dititrasi dengan larutan standar. Kemudian dari data yang
diperoleh, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai konsentrasi maupun
kadarnya.
ABSTRAK
Telah dilakukan
percobaan dengan judul Analisa Kualitatif Beberapa Kation. Tujuan dari
percobaan adalah agar kita dapat mengetahui cara menganalisis beberapa kation.
Maksudnya adalah bagaimana cara kita untuk mengetahui
apakah suatu unsur memiliki ion positif atau tidak. Selain itu, percobaan ini juga bertujuan untuk mengetahui
dan memahami tahap-tahap identifikasi kation untuk suatu sampel serta
mengidentifikasi kation-kation golongan I, II, III, IV, dan V, serta uji penegasan
dengan menggunakan beberapa pereaksi yang spesifik. Pada golongan II yang diuji
unsur Cu2+, golongan III yang diuji unsur Fe3+ dan Ni2+,
golongan IV yang diuji unsur Ba+ dan Ca2+, dan golongan V
yang diuji unsur Mg2+. Dalam percobaan ini larutan dicampurkan didalam tabung reaksi sehingga
terjadinya perubahan warna dan terbentuknya endapan. Dari
hasil percobaan, tidak semua terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan.
Perubahan warna disebabkan karena orbital dari suatu atom belum terisi penuh.
Sedangkan terbentuknya endapan karena
nilai Ksp Qsp. Perlu dipahami, bahwa metode
yang digunakan adalah metode yang melalui pemisahan golongan untuk analisis
ion-ionnya.