ABSTRAK
Telah dilakukan
percobaan dengan judul Analisa Kualitatif Beberapa Kation. Tujuan dari
percobaan adalah agar kita dapat mengetahui cara menganalisis beberapa kation.
Maksudnya adalah bagaimana cara kita untuk mengetahui
apakah suatu unsur memiliki ion positif atau tidak. Selain itu, percobaan ini juga bertujuan untuk mengetahui
dan memahami tahap-tahap identifikasi kation untuk suatu sampel serta
mengidentifikasi kation-kation golongan I, II, III, IV, dan V, serta uji penegasan
dengan menggunakan beberapa pereaksi yang spesifik. Pada golongan II yang diuji
unsur Cu2+, golongan III yang diuji unsur Fe3+ dan Ni2+,
golongan IV yang diuji unsur Ba+ dan Ca2+, dan golongan V
yang diuji unsur Mg2+. Dalam percobaan ini larutan dicampurkan didalam tabung reaksi sehingga
terjadinya perubahan warna dan terbentuknya endapan. Dari
hasil percobaan, tidak semua terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan.
Perubahan warna disebabkan karena orbital dari suatu atom belum terisi penuh.
Sedangkan terbentuknya endapan karena
nilai Ksp Qsp. Perlu dipahami, bahwa metode
yang digunakan adalah metode yang melalui pemisahan golongan untuk analisis
ion-ionnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita senantiasa mengkonsumsi makanan sebagai pemenuhan
kebutuhan fisik. Sayur, buah dan lainnya yang kita makan, akan masuk ke
sistem-sistem yang ada dalam tubuh kita dalam bentuk ion-ion. Ion-ion tersebut
berupa ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Sangat menarik jika kita
mampu menganalisis ion-ion tersebut. Analisis yang dimaksud adalah analisis
kualitatif. Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
identifikasi. Kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan,
pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi.
Sifat-sifat ini sebagai sifat periodik menentukan kecenderungan dari kelarutan
klorida, sulfida, hidroksida, karbonat, sulfat dan garam-garam lainnya dari
logam. Walaupun analisis kualitatif (analisis klasik) sudah banyak
ditinggalkan, namun analisis kualitatif ini merupakan aplikasi prinsip-prinsip
umum dan konsep-konsep dasar yang telah dipelajari dalam kimia dasar. Bersadarkan hal-hal
inilah, maka dilakukannya percobaan Analisa
kualitatif beberapa kation.
1.2
Tujuan
Percobaan
Ada pun tujuan percobaan ini
yaitu mengetahui cara menganalisis beberapa kation.
BAB II
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
Analisa kualitatif
merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa
pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi
ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan. Regensia golongan yang
dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen
sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode
yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang
digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu
golongan (Keenan,
1999).
Kimia
analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi
zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu
sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan
dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Prosedur
yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali
adalah membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan).
Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang mungkin
ada. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai
konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion
terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan
kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang
akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi)
tertentu yang kan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan
karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu (Underwood, 1992).
Analaisis campuran kation-kation
memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya
diikuti pemisahan masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya.
Pemisahan dalam golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara
menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari
ion-ion lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang
mengandung semua ion hanya akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal (Pb2+),
perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah ion-ion golongan ini diendapkan dan
dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dan
penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan perlakuan
selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan terpisahnya golongan lain.
Jadi dalam analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam
5 golongan, berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa pereaksi antara
lain adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium
karbonat. Umumnya
klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida
dan karbonat dari kation-kation tersebut. Skema di bawah ini memperlihatkan
pemisahan kation-kation dalam golongan I sampai dengan V berdasarkan sifat
kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik untuk masing-masing kation (Vogel, 1985).
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya:
1. Golongan I : Kation golongan ini
membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag,
Hg. Dalam suasana asam, klorida dan kation dari golongan lain larut.
Penggunaan asam klorida berlebih untuk pengendapkan kation golongan I memiliki
dua keuntungan yaitu memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan
menghindari terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan asam klorida yang
terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl 2 larut
kembali dalam bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2 ,
tetap stabil.
2. Golongan II : Kation golongan ini
bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida
dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As,
Sb, Sn. Kation golongan II dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub
golongan tembaga dan sub golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah
kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari
sub golongan tembaga tidak larut dalam regensia ini, sulfida dari sub grup
arsenik melarut dengan membentuk garam tio. Golongtan II sering disebut juga
sebagai asam hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida, nitrat, dan
sulfat sangat mudah larut dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan
karbonatnya tak larut.
3. Golongan III : Kation golongan
ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida
dalam suasana asam mineral encer (buffer ammonium-amonium klorida). Namun
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral /
amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam
diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan
sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan
air.besi, almunium, dan mangan (sering disertai sedikit mangan) atau golongan
IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya
amonium klorida. Endapan hidroksida pada golongan ini bermacam-macam. Kation
golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfidnya dengan mengalirkan gas H2S
dalam larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan buffer NH4Cl
dan NH4OH).
4. Golongan IV : Kation golongan ini
bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau
sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang
umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya,
merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K,
NH4+. Untuk
menentukan adanya kation NH4+ harus diambil dari
larutan analit mula-mula. Untuk kotion-kation Ca2+, Ba2+,
Sr2+, Na+, dan K+. Identifikasi dapat
dilakukan dengan uji nyala
(Harjadi, 1990).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation
mengendap dan sebagian larut,maka setelah dilakukan penyaringan terhadap
endapan terbentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang
dari campuran sebelumnya. Reaksiyang terjadi saat pengidentifikasian
menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan
berbeda sifat fisiknya. Dalam
analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur
kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk
suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok.
Ion-ion logam pada golongan-golongan diendapakan satu persatu, endapan
dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar dengan sentrifuge,
endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari filtrat dan
tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa
reagensia. (Harjadi, 1990)
Banyak
reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa
kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna
yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau
pun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat
yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar
dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi eperti
tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan
dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif,
karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer.
Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada
beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan
kelarutan karena suhu ini dapat digunaan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya,
pemisahan kation Ag, Hg, dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya
sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb
sehingga endapan tersebut larut sedngkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan
bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran
larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing.
Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan
dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang
berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa
memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi
karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut denga ion sekutu tersebut (Underwood,
1992).
Day RA. Jr dan Al Underwood. 1992, Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta
Harjadi, W.
1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta
Keenan, W. Kleinfelter. 1999, Kimia
Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta
Vogel.
1985, Analisis Anorganik Kualitatif makro
dan semimikro, PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta
PEMBAHASAN DIDAPAT SETELAH PRAKTIKUM.
Thanks for reading & sharing Dika Ramadanu
Sumber refrensinya dari mana bang??
BalasHapusitu pling bawah di daftar pustaka
Hapus