Home » , » Laporan Kimia Dasar Struktur Senyawa

Laporan Kimia Dasar Struktur Senyawa

Posted by Dika Ramadanu on Minggu, 23 September 2018



 ABSTRAK



Praktikum tentang struktur senyawa kimia yang telah dilakukan di laboratorium dasar FMIPA bertujuan untuk mempelajari bentuk, struktur tiga dimensi, rumus struktur, dan titik elektron (struktur Lewis) beberapa senyawa berdasarkan rumus molekulnya. Percobaan ini dilakukan dengan metode penyusunan model senyawa dengan menggunakan tongkat dan model bola (molimod). Teori dasar dari percobaan ini adalah adanya penggabungan atom dalam suatu senyawa dengan menggunakan elektron valensi. Elektron valensi adalah elektron-elektron yang terdapat pada kulit terluar suatu atom yang dapat ditentukan dengan menuliskan konfigurasi elektron dari atom tersebut. Hasil dari percobaan ini adalah diketahuinya beberapa bentuk tiga dimensi dan struktur Lewis dari beberapa
senyawa kimia yang dijadikan model percobaan. Kesimpulan dari percobaan ini adalah masing-masing senyawa kimia memiliki rumus, struktur dan memiliki elektron valensi serta konfigurasi electron yang berbeda-beda.



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Senyawa merupakan hal yang sering kita jumpai dan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa adalah gabungan dari beberapa atom dan unsur yang membentuk suatu materi baru dan pada umumnya memiliki sifat yang sangat berbeda dengan materi pembentuknya. Senyawa memiliki perbandingan tertentu dalam setiap molekulnya dan biasanya dituliskan dengan rumus kimia. Senyawa memiliki ikatan kimia untuk mengikat atom-atom senyawa tersebut. Salah satu juenis ikatan tersebut adalah ikatan kovalen. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen pada umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu ikatan kovalen tunggal, ganda (rangkap dua) dan rangkap tiga.
Pada praktikum kali ini akan dipelajari beberapa bentuk dan struktur senyawa kimia untuk mengetahui titik electron (struktur Lewis) senyawa tersebut. Penentuan bentuk dan struktur senyawa dpt dilakukan dengan menggunakan metode visual, yaitu penggunan molimod (model bola dan tongkat). Model bola mewakili atomnya dan tongkat mewakili ikatan kovalen tunggal. Satu ikatan tunggal terdiri dari dua electron yang digambarkan dengan dua titik elektron.
1.2. Tujuan Percobaan
            Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengambil kesimpulan mengenai rumus titik elektron (struktur Lewis) dari suatu model senyawa.
1.3. Manfaat Percobaan
            Manfaat dari percobaan ini adalah kita dapat mengetahui bentuk dan struktur serta struktur Lewis dari beberapa senyawa. Kita juga dapat mengetahui perbedaan antara ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Ikatan Kimia dan Teori Lewis
Sejak penemuan struktur elektron atom-atom, ahli kimia dan fisika mampu menyelidiki bagaimana cara atom dari jenis yang satu bergabung dengan jenis yang lain membuentuk senyawa dengan ikatan kimia. Ikatan kimia adalah gaya tarik-menarik antara atom-atom sehingga atom-atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan (Ir. Tety Elida, S, 1994). Gagasan tentang pembentukan ikatan kimia dikemukakan oleh Lewis dan Langmuir (Amerika) dan Kossel (Jerman). Dalam pembentukan ikatan kimia, golongan gas mulia (VIII A) sangat sulit membentuk ikatan kimia. Diduga bila gas mulia bersenyawa dengan unsur lainnya, tentunya ada suatu keunikan dalam konfgurasielektronnya yang mencegah persenyawaan dengan unsur lain. Bila dugaan ini benar, maka suatu atom yang bergabung dengan atom lain membuentuk suatu senyawa mungkin mengalami perubahan dalam konfigurasi elektronnya yang mengakibatkan atom-atom tersebut lebih menyerupai gas mulia.
            Berdasarkan gagasan tersebut, kemudian dikembangkan suatu teori yang disebut teori Lewis. Pernyataan dalam teori Lewis yaitu:
1. Elektron-elektron yang berada pada kulit terluar (dikenal sebagai elektron valensi) memegang peranan penting dalam pembentukan ikatan kimia.
2. Pembentukan ikatan kimia kemungkinan terjadi dengan 2 cara, yaitu:
a. Karena adanya perpindahan satu atau lebih electron dari satu atom ke atom lainnya sedemikian rupa sehingga terdapat ion positif dan ion negative yang keduanya saling tarik menarik karena muatannya berlawanan, yang membentuk ikatan ion.
b. Karena adanya pemakaian bersama pasangan electron di antara atom-atom yang berikatan. Jenis ikatan yang terbentuk disebut ikatan kovalen.
3. Perpindahan elektron atau pemakaian bersama pasangan elektron berlangsung sedemikian rupa sehingga setiap atom yang berikatan mempunyai suatu konfigurasi elektron yang mantap, yaitu konfigurasi dengan delapan elektron valensi.
1.2. Ikatan Ion
Ikatan Ion adalah gaya elektrostatik antara kation dan anion (Yashito Takeuchi, 2006). Ikatan ion umumnya terjadi antara unsur logam (yang akan berubah menjadi ion positif) ddengan unsur non-logam (yang akan berubah menjadi ion negative). Awalnya, kimiawan Jerman Albrecht Kossel (1853-1927) menganggap kestabilan gas mulia disebabkan konfigurasi elektronnya yang penuh (yaitu, konfigurasi elektron di kulit terluarnya, kulit valensi, terisi penuh). Ia berusaha memperluas interpretasinya ke atom lain. Atom selain gas mulia cenderung mendapatkan muatan listrik (elektron) dari luar atau memberikan muatan listrik ke luar, bergantung apakah jumlah elektron di kulit terluarnya lebih sedikit atau lebih banyak dari atom gas mulia yang terdekat dengannya. Bila suatu atom kehilangan elektron, atom tersebut akan menjadi kation yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan gas mulia terdekat, sementara bila atom mendapatkan elektron, atom tersebut akan menjadi anion yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan atom gas mulia terdekatnya.

1.3. Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom yang berikatan. Ikatan kovalen terdapat antar unsur nonlogam (Andian Ari A., M.Sc, 2008). Ikatan kovalen cenderung terjadi pada sesama unsur non-logam yang disebut juga unsur elektronegatif. Unsur non-logam cenderung menarik elektron, tetapi tidak mungkin terjadi serah terima elektron. Oleh karena itu, unsur non-logam berikatan dengan pemakaian bersama pasangan elektron. Sekitar tahun 1916, dua kimiawan Amerika, Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dan Irving Langmuir (1881-1957), secara independen menjelaskan apa yang tidak terjelaskan oleh teori-teori Kossel dengan memperluasnya untuk molekul non polar. Titik krusial teori mereka adalah penggunaan bersama elektron oleh dua atom sebagai cara untuk mendapatkan kulit terluar yang diisi penuh elektron. Penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom atau ikatan kovalen adalah konsep baru waktu itu. Ikatan kovalen terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Ikatan kovalen tunggal, yaitu ikatan yang hanya melibatkan sepasang elektron (2 elektron) untuk dipakai bersama. Contoh: H2, Cl2, HCl, CH4, H2O2.
2. Ikatan kovalen rangkap dua, yaitu ikatan yang melibatkan dua pasang elektron (4 elektron) untuk dipakai bersama . Contoh: C2H4, HONO, HCOOH.
3. Ikatan kovalen rangkap tiga, yaitu ikatan yang melibatkan tiga pasang elektron (6 elektron) untuk dipakai bersama. Contoh: N2, C2H2, HOCN.

1.4 Lambang dan Struktur Lewis

Untuk dapat menggambarkan ikatan kimia dalam suatu molekul, biasanya digunakan lambing Lewis. Lambang Lewis suatu unsur adalah lambing kimia unsur tersebut yang dikelilingi oleh titik-titik. Titik-titik menunjukkan elektron-elektron yang berada pada kulit terluar (elektron valensi). Lambang Lewis tersebut dapat digambarkan perpindahan atau pemakaian bersama elektronnya dengan menggunakan struktur Lewis.
            Aturan penulisan rumus Lewis adalah sebagai berikut:
1. Semua elektron valensi ditunjukkan dengan titik di sekitar atomnya.
2. Satu ikatan (dalam hal ini, ikatan tunggal) antara dua atom dibentuk dengan penggunaan bersama dua elektron (satu elektron dari masing-masing atom)
3) Satu garis sebagai ganti pasangan titik sering digunakan untuk menunjukkan pasangan elektron ikatan.
4) Elektron yang tidak digunakan untuk ikatan tetap sebagai elektron bebas. Titik-titik tetap digunakan untuk menyimbolkan pasangan elektron bebas.
5) Kecuali untuk atom hidrogen (yang akan memiliki dua elektron bila berikatan), atom umumnya akan memiliki delapan elektron untuk memenuhi aturan oktet.



1.5. Valensi dan Konfigurasi Elektron
Valensi (valence) suatu unsur, pada hakikatnya adalah jumlah ikatan yang dpt dibentuk oleh atom dari unsur itu. Angkanya biasanya sama dengan banyaknya elektron yang diperlukan untuk melengkapi kulit valensinya. Untuk menentukan elektron valensi, terlebih dahulu kita harus mengetahui konfigurasi elektronnya. Konfigurasi elektron memiliki beberapa pengertian, antara lain: 1. Susunan awan elektron yang mengitari inti atom, 2. Penataan elektron dalam awan itu, 3. Pembagian elektron ke dalam orbital (A. Hadyana Pudjaatmaka, 1999). Secara umum konfigurasi elektron adalah pendistribusian elektron pada tiap awan (kulit) atom di dalam suatu atom.Top of FormBottom of Form Konfigurasi elektron merupakan cara penulisan singkat yang memberikan banyak informasi tentang struktur dan tingkat energi atom. Setiap konfigurasi berkaitan dengan fungsi gelombang sebagai hasil penghunian orbital-orbital. Setiap orbital memiliki tingkat energi dan jari rata-rata.



DAFTAR PUSTAKA



Tim Penyusun Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. 2013. Kimia Dasar I.           Universitas Syiah Kuala.
Takeuchi, Yashito. 2006. Pengantar Kimia. Terjemahan dari Introduction to Chemistry oleh Ismunandar.
Oxtoby, Gillis and Nachtrieb. 2003. Prinsip-prinsip Kimia Modern edisi keempat. Terjemahan dari Principles of Modern Chemistry, oleh Suminar Setiati Achmadi, Ph. D, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Pudjaatmaka, A. Hadyana. 1999. Kamus Kimia. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.
Elida, Tety. 1994. Pengantar Kimia. Penerbit Gunadarma, Jakarta.
Ari .A, Andian. 2008. Bahan Ajar Kimia Dasar. Universitas Negeri Yogyakarta.
Hart, H., Craine, L.E., and Hart, D.J. 2003. Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Terjemahan dari Organic Chemistry, A Short Course, oleh Suminar Setiati Achmadi, Ph. D, Penerbit Erlangga, Jakarta.
 





Thanks for reading & sharing Dika Ramadanu

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar

Populer