Home » , » Laporan Kimia Dasar Analisis Anion

Laporan Kimia Dasar Analisis Anion

Posted by Dika Ramadanu on Minggu, 16 September 2018

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan berjudul analisa kualitatif beberapa anion yang bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa sifat anion yang telah dibagi ke dalam 4 pembagian sisitematis, walaupun sebenarnya tidak ada penggolongan khusus terhadap anion. Namun, hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan kita. Beberapa asam yang sangat mudah terurai dalam bagian-bagian yang mudah telah dapat ditentukan pada pemeriksaan dengan H2SO4 encer dan pekat, seperti pada pemeriksaan pendahuluan dengan jalan basah. Metodologi percobaan dilakukan dengan mereaksikan beberapa senyawa yang awalnya telah digolongkan menurut jenis-jenisnya, baik golongan asam-asam pengoksid, golongan asam yang tidak mengandung oksigen, golongan asam sulfat, dan golongan sisa. Lalu, dapat diamati perubahan yang terjadi, seperti yang menghasilkan gas, terjadinya perubahan warna, dan lain sebagainya sesuai bagian ion-ionnya, ion karbonat, ion sulfida, ion klorida, dan ion sulfat.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Waktu mempelajari kesetimbangan, perhatian kita dipusatkan terutama pada proses yang mencakup molekul. Konsep kesetimbangan juga sangat penting dalam memahami reaksi yang melibatkan ion, terutama ion dalam larutan
Dalam air, pengionan beberapa beberapa molekul asam kovalen polar, seperti HCl, HNO3, HClO4 pada hakikatnya berlangsung sempurna. Karena terdapat sedikit molekul yang tidak terionkan pada kesetimbangan, persamaan untuk rekasi pengionan ini umumnya hanya ditulis hanya dengan satu anak panah tunggal ke kanan.
Analisis kualitatif mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium yang dapat digunakn untuk memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Mengap analisis ini dinamakan analisis kulitatif karena hanya menentukan jenis ion yang ada dalam campuran. Analisis tak selalu perlu menyatakan ssumber senyawa yang menghasilkan ion, atau banyaknya (kualitas) ion misalnya, bukan massa atau konsentrasi senyawa.
Dibandingkan perangkat prosedur laboratorium lainnya, analisis kualitatif menggambarkan keseluruhan konsep kesetimbangan dalam larutan.

1.2         Tujuan percobaan
Percobaan analisa kualitatif beberapa anion bertujuan agar praktikan dapat mengidentifikasi secara langsung dan dengan benar beberapa sifat anion yang ada pada senyawa asam sesuai dengan golongannya masing-masing.

1..3  Manfaat percobaan
 Kita dapat mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi beberapa sifat anion yang ada pada senyawa, dan mengetahui hasil dari setiap pereaksian yang mengalami berbagai macam perubahan yang menyertainya.  




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam dikatakan kuat atau lemah, tergantung apakah ionisasinya total atau parsial dalam larutan. Pada asam lemah perpindahan ion hidrogen ke air tidak berlangsung sampai selesai. Dengan demikian, asam lemah seperti asam asetat juga merupakan electrolit lemah. Kemampuan larutannya untuk menghantarkan listrik tidak sebaik asam kuat dengan konsentrasi yang sama karena ion-ion yang dikandungnya lebih sedikit. Asam lemah menghasilkan sifat koligatif yang lebih kecil daripada asam kuat (Oxtoby, 1998).
Analisis kualitatif mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium yang dapat digunakan untuk memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Mengapa analisis ini dinamakan analisis kulitatif karena analisis ini hanya menentukan jenis ion yang ada dalam campuran. Analisis tak selalu perlu menyatakan ssumber senyawa yang menghasilkan ion, atau banyaknya (kualitas) ion misalnya, bukan massa atau konsentrasi senyawa.
Dibandingkan perangkat prosedur laboratorium lainnya, analisis kualitatif menggambarkan keseluruhan konsep kesetimbangan dalam larutan. Analisis kualitatif berlaku untuk anion dan kation. Seperangkat prosedur yang digunakan untuk melakukan analisis dinamakan bagin analisis kualitatif. Salah satunya adalah dengan penambahan indicator (Petrucci, 1985).
Indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit. Jenis indicator yang khas adalah asam organic yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari basa konjugatnya. Lakmus berubah dari merah menjadi biru bila bentuk asamnya diubah menjadi basa. Indicator yang baik mempunyai intensitas warna sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang harus ditambahkan ke dalam larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul indicator yang sangat rendah ini hamper tidak berpengaruh terhadap pH larutan. Perubahan warna indikator mencerminkan pengaruh asam dan basa lainnya yang terdapat dalam larutan, ini merupakan langkah awal untuk menidentifikasi ion yang terkandung baik di dallm asam maupun basa tersebut.
Kelarutan suatu senyawa dalam suatu pealrut didefinisikan sebagai jumlah terbanyak ( yang dinyatakan baik dalam garam atau dalam mol) yang akan larut dalam ksetimbangan dalam volume pelarut tertentu pada suhu tertentu. Meskipun pelarut-pelarut selain air digunakan dalam banyak aplikas, larutan dalam air adalah yang paling penting dan banyak digunakan di sini. Jadi, jika zat ynag akan diselidiki hanya mengandung garam-garam K, Na, dan NH4, maka zat semula dilarutkan dalam air. Jika terdapat kation-kation lain lagi, maka tambahkan kira-kira 1 gr zat itu 20 cclarutan NaCO3. Endapan disaring dan filtrat (yang disebut larutan soda) dipergunakan untuk penyelidikan itu.
Garam menunjukkan interval kelarutan  yang besar dalam air. Perak perklorat (AgClO4) amat larut sekitar 5,570 gr (atau hamper 27 mol) per liter air pada suhu 25°c, tetapi pada suhu yang sama hanya sekitar 0,0018 gr (atau 1,3 x 10-5 mol) perak klorida (AgCl) larut per liter air. Beberapa garam meskipun dengan kelarutan lebih rendah diketahui. Kelarutan sering amat tergantung pada suhu. Kebanyakan pelarutan untuk zat padat ionic bersifat endotermik (panas diserap, maka lingkungan menjadi lebih dingin), sehingga menurut prinsip Le Chatelier kelarutan naik dengan naiknya suhu. Reaksi pelarutan yang bersifat eksotermik (seperti untuk CaSO4) menunjukkan sifat yang berlawanan.
Walaupun semua semua senyawa ionic larut sampai tingkat tertentu dalam air, senyawa-senyawa yang mempunyai kelarutan (pada 25°c) kuran dari 0,1 gr L-1 disebut tidak dapat larut. Senyawa yang mempunyai kelarutan lebih dari 10 gr L-1 disebut  dapat larut , dan nilai di antaranya (0,1 sampai 10 gr L-1 ) disebut sedikit dapat larut. Untung saja tidak perlu mengingat daftar panjang data tentang kelarutan. Table 11.2 memuat daftar beberapa generalisasi yang menyangkut grup garam dan memberikan cukup data yang nyata untuk mendukung perkiraan yang baik tenyang pengendapan atau pelarutan dalam berbagi situasi praktis yang penting.  Dengan mengetahui kelarutan zat ionik, meskipun dalam bentuk kualitatif, kita dapat memperkirakan jalannya berbagi reaksi. Sebagai contoh, jika larutan KI ditambahkan ke Pb(NO3)2, ion-ion K+  dan NO3- akan berdekatan, demikian juga dengan ion-ion Pb2+  dan I- . Dari table, KNO3 adalah garam larut tetapi PbI2 tidak larut, sehingga pengendapan   PbI2 akan muncul (Oxtoby, 1998).
H2SO4 berbeda dari asam poliprotik lain. Perbedaannya adalah asam itu merupakan asam kuat pada tahap ionisasi yang pertama dan menjadi lemah pada tahap yang kedua. Ionisasi terjadi sempurna pada tahap yang pertama  dan ini berarti pada hampir semua larutan H2SO4 kita dapat mengasumsikan bahwa H2SO4 ekuivalen 0. Jadi, suatu larutan 0,050 H2SO4 dapat diperlakukan seolah-olah terdiri dari 0,50 H2O+ dan 0,50 M HSO4-.
Dari pembicaraan terdahulu, kita dapat mengemukakan beberapa pernyataan kulitatif tentang hidrolisis.
·         Umumnya, di dalam larutan berpelarut air, garam terurai sempurna menjadi ion-ion.
·         Garam dari asam kuat dan basa kuat (seperti NaOH) tidak terhidrolisis.
·         Garam dari asam lemah dan basa lemah (seperti NaC2H3O2) mengalami hidrolisis menghasilkan larutan bersifat basa pH > 7, anion dalam garam semacam inilah yang berperan sebagai basa.
·         Garam dari asam kuat dan basa lemah (seperti NH4Cl) mengalami hidrolisis menghasilkan larutan bersifat asam pH < 7. Dalam larutan semacam inilah kation berfungsi sebagai asam.
·         Garam dari asam lemah dan basa lemah (seperti NH4C2H3O2) terhidrolisis tetapi sifat netral atau asam atau basa dari larutannya bergantung pada nilai Ka dan Kb untuk ion-ion yang terhidrolisis.

Sebagian besar unsur membentuk senyawa dengan oksigen dan sutu skema penggolongan oksida menggunkan istilah:
Bersifat asam, basa, dan amfoter. Untuk melihat bagaimana skema tersebut digunakan, misalkan suatu oksida hpotesis ExOy yang dibentuk oleh unsur E. perilaku ini dimungkinkan oleh ukuran kecil dan muatan besar pada atom E. dalam keadaan-keadaan seperti ini oksida ExOy disebut asam anhidrida (dari kata Yunani ; tanpa an) dan senyawa hidrokso disebut asam yang mengandung oksigen.
-          Kekuatan Asam yang Mengandung Oksigen
Suatu asam yang mengandung oksigen mempunyai paling sedikit satu ikatan E-O-H dan salah satu ikatan E-O-H atau E-O atau kadang-kadang E-H.
-          Pengaruh Ion Senama dalam Larutan H2S
Pengendapan ion sufida yang selektif tak dapat berlangsung efektif dalam larutan yang mengandung H2S. dalam bagian analisa kualitatif, kesetimbangan H2S berubah karena adanya seyawa lain. Misalnya, penambahan asam kuat (HCl) ke dalam larutan H2S akan menurunkan [S2-] dalam larutan tersebut.

   Analisa kualitatif adalah metode laboratorium ; didasarkan pada bermacam-macam konsep kesetimbangan larutan, untuk menemukan ada atau tidaknya kation atau anion tertentu dalam suatu contoh.
Analisa kualitatif mengacu pada analisis suatu zat atau campuran, untuk menentukan  kuantitas (banyaknya) komponen; tidak semata-mata menentukan ada atau tidaknya kation atau anion (Keenan, 1980)



DAFTAR PUSTAKA

Keenan, W. Charlea, Kleinfelter, C. Donald, Wood, H. Jesse. 1980. Kimia untuk Universitas. Terjemahan dari Herper & Row Publisher Inc, oleh Pudjaatmaka, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Oxtoby, Gillis, Nachtrieb. 1998. Prinsip- prinsip Kimia Modern edisi keempat.                   Terjemahan dari Hartourt Inc, oleh Suminar Setiati Achmadi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Petrucci, H. Ralph. 1985. General Chemistry, Principles and Modern Application 4th ed. Terjemahan dari Collier Macmillan, Inc, oleh Suminar Achmadi, Penerbit Erlangga, Jakarta.





















Thanks for reading & sharing Dika Ramadanu

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar

Populer