Home » , » Laporan Kimia Dasar Materi dan Perubahannya

Laporan Kimia Dasar Materi dan Perubahannya

Posted by Dika Ramadanu on Sabtu, 15 September 2018

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul  Materi dan Perubahan. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan campuran homogen dan campuran heterogen serta perubahan fisika dan perubahan kimia. Campuran homogen merupakan campuran yang memiliki fase yang sama sehingga zat terlarut dan pelarut tidak dapat dibedakan. Contoh campuran homogen ini adalah larutan gula. Sedangkan campuran heterogen adalah campuran yang memiliki fase yang berbeda sehingga dapat dibedakan antara zat terlarut dan pelarutnya. Contoh campuran heterogen yaitu larutan pasir. Pada percobaan ini juga dilakukan untuk mengamati perubahan fisika, kimia dan membedakan perubahannya. Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru dan tidak dapat kembali ke zat semula. Sedangkan perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru. Percobaan ini dilakukan dengan metodelogi pemanasan, yaitu pemanasan pada 15 mL air suling dan pemanasan pada campuran larutan HCl 0,1 M 3 mL dengan NaOH 0,1 M 3 mL. Pemanasan ini dilakukan guna memperoleh uap – uap air yang terjadi saat air mendidih, dan juga guna memperoleh kristal – kristal pada campuran larutan HCl dengan NaOH. Sehingga dari percobaan ini, kita dapat membedakan bagaimana perubahan kimia dan perubahan fisika tersebut.



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

            Senyawa dan Campuran dapat kita beda-bedakan dilihat dari sifat kimia dan fisikannya. Kita dapat menemukan unsur dalam keadaan bebas, artinya unsur tersebut tidak bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa. Namun demikian, di alam ini lebih banyak ditemukan unsur yang senantiasa mengadakan ikatan dengan unusr lain. Unsur-unsur demikian disebut dengan unsur yang reaktif.

Komposisi unsur-unsur penyusun suatu campuran tidak tertentu sehingga kita tidak dapat menentukan rumus kimia suatu campuran. Berbeda halnya dengan senyawa yang memiliki komposisi penyusun yang tetap. Perbedaan senyawa dan campuran yang lain adalah pemisahan campuran pada umumnya dapat dilakukan secara fisika. Pemisahan secara fisika adalah pemisahan suatu zat berdasarkan sifat-sifat fisika suatu benda yang meliputi ukuran partikel dan titik didih.Contoh, pemisahan campuran batu dan pasir dilakukan dengan pengayakan.Contoh lain, adalah pemisahan fraksi minyak bumi dilakukan dengan teknik Distilasi, yaitu pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih masing-masing komponen di dalam campuran. Sedangkan, cara pemisahan senyawa menjadi zat-zat penyusunnya yang berupa unsur-unsur dilakukan secara kimia, artinya reaksi terjadi pada tingkat molekuler yang melibatkan pengubahan, penataan, dan pengaturan kembali atom-atom penyusun senyawa tersebut. Contohnya, untuk mendapatkan Hidrogen dan Oksigen dari air dapat dilakukan dengan elektrolisis. Reaksi elektrolisis, air secara sederhana dituliskan sebagai berikut : H0 ——–> H + O

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kadang kita tidak bisa membedakan bagaimana ciri-ciri dari perubahan kimia dan perubahan fisika. Kita menganggap bahwa semuanya adalah sama saja, padahal sebenarnya sangat berbeda.

Ketika kita menyalakan sebuah lilin, maka kita akan melihat perubahan setelah 15 menit kemudian, dimana lilin akan meleleh sehingga akan berbeda dari wujud semula, dan warna sumbu yang tadinya putih akan menjadi hitam.

Dari satu kasus ini saja kita sudah bisa membedakan yang mana perubahan fisika dan perubahan kimia. Karena perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru dan masih dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang tidak dapat berubah ke bentuk semula dan menghasilkan zat baru. Itu artinya, lilin yang meleleh tadi merupakan perubahan fisika dan perubahan warna sumbu lilin menjadi hitam merupakan perubahan kimia.

1.2  Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara  campuran homogen dan campuran heterogen serta perubahan fisika dan perubahan kimia.



BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Jika beberapa zat bergabung/bercampur tanpa melakukan reaksi kimia, maka campuran zat-zat tersebut adalah campuran. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai, misalnya: air, udara, makanan dan sebagainya.

1. Perbedaan antara campuran dan senyawa
(a) Campuran
Campuran tak tentu tanpa reaksi kimia. Perbandingan komponen yang menyusun campuran tidak tertentu dan dapat sembarangan.Komponen-komponen campuran tetap memiliki sifat masing-masing. Campuran dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya dengan cara fisis.


(b) Senyawa
    Senyawa terbentuk melalui reaksi kimia. Perbandingan komponen yang menyusun senyawa melalui cara tertentu dan tetap.Komponen-komponen senyawa kehilangan sifat semulanya. Senyawa tidak dapat dipisahkan dengan cara fisis.
            Senyawa adalah zat yang terdiri atas dua atau lebih unsur masing-masing senyawa individu telah ada dalam propersi yang sama. Unsur dan senyawa dianggap sebagai zat yang murni karna komponennya selalu tetap.
Contoh: air dan natrium klorida adalah suatu senyawa yang mempunyai komposisi yang tetap dalam sampel manapun, tetapi garam dapat dilarutkan ke dalam air yang mencampur keduanya, sehingga memberikan campuran dengan berbagai komposisi..

2. Jenis-jenis campuran
Campuran terbagi dua jenis yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.

(a) Campuran homogen
            Campuran homogen adalah campuran yang bersifat serba sama atau larut. Campuran ini disebut juga larutan dan mempunyai sifat selalu seragam, bila kita periksa sedikit dari bagian larutan NaOH dalam air. Sifat-sifatnya akan sama dari bagian larutan tersebut, dapat juga disebut bahwa larutan terdiri dari suatu fase (letak atau sifat sama).

(b) Campuran Heterogen
  Campuran heterogen adalah campuran yang tidak larut/berbeda sifat. Campuran heterogen juga merupakan campuran yang serba beraneka dan tidak dapat larut diantara satu sama yang lain, yang disebabkan oleh perbedaan sifat. Perbedaan sifat ini sering digunakan sebagai penguji kemurnian suatu zat.
            (E. Brady, james. 1994)

Jika sejumlah kecil garam (NaCl) dimasukkan ke dalam air, komposisi sifat fase cairan baru ini yaitu larutan. Berbeda dengan air murni, larutan ini adalah homogen, karena terdiri dari dua buah zat yang dapat terlarut dan sifat-sifatnya sama untuk keseluruh cairan.
Jika pasir (SO2) ditambahkan ke dalam air, pasir akan mengendap ke dasar cairan yang tetap merupakan kepadatan tak larut dalam air. Pasir ini merupakan campuran fase, yaitu cairan yang ditambah dengan padatan.
            (Ralph. Gt. Petruci. 1987)

3. Metode Pemisahan Campuran

 Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantara ialah:

(a). Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi adalah cara pemisahan zat padat melalui filter (saringan) yang berpori-pori. Pada saat bereksperimen di laboratorium, untuk memisahkan pasir dari air dengan menggunakan corong yang dibasahi dengan kertas saring diatasnya. Pasir tinggal di kertas saring dan air turun ke gelas kimia menembus kertas saring. Air tersebut disebut dengan filter.
Cara filtrat ini juga digunakan untuk memisahkan zat-zat kelarutan yang berbeda, misalnya: gula dengan pasir. Jika gula tersebut dimasukkan ke dalam air, maka gula tersebut akan larut. Sedangkan pasir tidak, harus melalui penyaringan untuk memisahkan pasir dengan air.



(b). Kristalisasi (Penghamburan)
Kristalisasi ialah cara memperoleh zat padat yang akan larut dalam air. Cara-cara kristalisasi, yaitu :

1)      Penguapan

Cairan ini digunakan melalui pemanasan, sehingga membentuk kristal padat. Cara ini sering digunakan pada pembuatan garam. Air laut diuapkan dengan sinar matahari atau api dengan suhu tertentu, air akan menguap dan membentuk kristal garam.

2)      Pendinginan

Zat-zat padat mudah larut dalam air panas daripada air dingin. Jika suatu larutan didinginkan maka kelarutan zat akan berkurang, sehingga muncul seperti kristal. Cara ini dipakai pada industri belerang. Dengan uap air yang sangat panas dipompakan pada deposit belerang di dalam tanah, sehingga belerang meleleh atau larut.

3)       Distilasi (penyulingan)

Distilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau bercampur dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda. Cairan yang didingankan harus didihkan hingga menguap. Uap itu dilewatkan melalui alat pengembun (kondensor).

4)      Ekstrasi ( pengairan)

Ektrasi adalah cara pemisahan suatu zat dari campurannya dengan melarutkan zat itu pada pelarut yang akan sesuai. Zat yang akan diperoleh disebut sari (ekstrak).

5)       Adsorpsi (penyerapan)

Adsorpsi adalah penarikan suatu zat terhadap zat yang lain secara kuat sehingga menempel pada permukaannya. Zat penyerap yang banyak digunakan adalah karbon aktif (arang murni), yang mampu menyerap gas, zat warna, bahkan mikroorganisme.
6)      Kromatografi (pemisahan zat-zat berwarna)

Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan kecepatan zat-zat terlarut yang akan sama dengan pelarutnya, pada permukaan suatu benda penyerapan. Cairan ini dugunakan pada pemisahan zat yang berwarna.
                       (Irfan Anshary.1999)

Kebanyakan unsur dapat bereaksi dengan satu atau lebih unsur lain untuk membentuk senyawa. Kita mendefinisikan senyawa (compound) sebagai suatu zat yang tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih yang terikat secara kimia dengan perbandingan yang tetap. Sebagai contoh, gas Hidrogen terbakar dalam gas oksigen membentuk air, suatu senyawa yang sifat-sifatnya sangat berbeda dengan sifat-sifat dari unsur-unsur pembentuknya. Air tersusun atas dua bagian Hidrogen dan satu bagian Oksigen. Susunan ini tidak dapat berubah, darimana pun air itu berasal.
           (Raymond Chang. 2004)
        
  Materi dapat dikenali berdasarkan sifat-sifat fisika maupun sifat-sifat kimianya. Hal yang perlu digaris bawahi adalah perubahan fisika dapat menghasilkan perubahan wujud materi, tetapi tidak menghasilkan materi baru. Sedangkan perubahan kimia menghasilkan materi baru.

           Sifat-sifat kimia adalah kecenderungan dari suatu zat untuk mengalami perubahan kimia tertentu. Misalnya sifat kimia dari air akan bereaksi secara hebat dengan Natrium dan akan menghasilkan gas Hidrogen, satu-satunya zat yang disebut Natrium Hidroksida.
           Bila kita perhatikan sifat kimia ini maka akan terlihat air dan Natriumnya mengalami perubahan disebut perubahan kimia dan menghasilkan zat lainnya. Setelah itu diperhatikan sifat kimia ini, air dan Natriumnya hilang diganti oleh zat lain yaitu NaCl (garam).
                                                                                (James Brady E. 1994)

           Perubahan fisika memiliki ciri-ciri perubahan yang tidak terjadinya zat baru sifatnya perubahan memiliki ciri-ciri perubahan zat yang disertai terjadinya zat baru sifatnya melalui reaksi kimia. Perubahan yang terjadi dalam suatu reaksi yang bersamaan pun banyak ditemukan yang ditemukan disebut dengan perubahan fisika dan perubahan kimia.

a.        Perubahan Fisika
           Contohnya: embun yang memiliki proses reaksi,
                                   2H2 + O2 à 2H2O

b.       Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia
Contohnya: Pemanasan NaOH dengan HCl akan menghasilkan kristal-kristal garam.
                       NaOH + HCl à NaCl + H2O

c.          Perubahan fisika dan perubahan Kimia
           Contohnya: Terbakarnya lilin, perubahan warna sumbu, merupakan perubahan kimia, sedangkan merekatnya kembali lilin yang saat pembakaran meleleh merupakan perubahan fisika.

           Perubahan kimia dapat ditandai dengan adanya pembentukan gas, pembentukan endapan, perubahan warna dan perubahan energi.
a.       Pembentukan Gas
           Gas dapat terbentuk bila kita tambahkan kapur tulis ke dalam larutan asam klorida. Gas tersebut adalah karbon dioksida.

b.      Pembentukan Endapan
           Suatu larutan dapat bereaksi dengan larutan lain membentuk endapan (padatan). Reaksi ini disebut reaksi pengendapan.
c.       Perubahan Warna
           Perubahan ini menunjukkan telah terjadi perubahan kimia.
 

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
      Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas ukur 250 mL, cawan penguap, lampu spiritus, corong, tabung reaksi, gelas kimia, tungku kaki tiga, dan perangkatnya, kaca arloji, penggaris.
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada percobaan ini adalah minyak kelapa, garam Dapur, pasir, kertas saring, NaOH, aquades. 

3.2 KonstantaFisik
No
Bahan
(Berat Molekul(g/m)
Titik Didih(°C)
Titik Leleh(°C)
Tinjaun Kamanan
1
Minyak kelapa
144,21
215
63-64
Aman
2
NaCl
58,454
1465
801
Aman
3
Pasir
60,08
2230
1600-1725
Aman
4
NaOH
39,99
1390
318
Mudah terbakar
5
Aquades
18
100
0
Aman
6
HCl
36,47
110
-27,32
Iritan , Korosif

3.3 Cara Kerja
sesuai modul.

DAFTAR PUSTAKA
E_Brady. James.1994. Kimia Universitas. Erlangga : Jakarta

Irfan Anshary dan Kriskia Ahmad. Kimia SMU.  Bina Aksara: Yogyakarta

Ralph. Gt. Petruci. 1987. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta

Raymond Chang. 2004. Kimia Dasar. Penerbit Erlangga:  Jakarta 

selengkapnya silahkan download disini
Download


Thanks for reading & sharing Dika Ramadanu

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar

Populer